Mataram, Himpunan Mahasiswa Islam - Majelis Penyelamat Organisasi (HMI-MPO) Cabang Mataram kembali menggelar aksi demonstrasi dalam memperingati 21 tahun Reformasi Indonesia, Seni 21 Mei 2019.
Aksi ini dipimpin Koordinator Lapangan (Korlap) Rudi Hardiyanto atau akrab disapa Reno. Aksi ini dilakukan untuk menindaklanjuti insruksi Pengurus Besar (PB) HMI-MPO.
Massa dari HMI-MPO memulai aksi dengan kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Provinsi NTB. Dilanjutkan di kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) NTB, dan Mapolda NTB.
Salah satu yang menjadi tuntutan massa aksi adalah mendesak KPU RI untuk bertanggung jawab atas meninggalnya 646 petugas KPPS pada Pemilu 2019 lalu.
Kedua, menuntut KPU dan BAWASLU untuk berlaku profesional dan akuntabel dalam proses penghitungan suara.
Ketiga, meminta pihak kepolisian untuk tidak berlebihan dalam menindak kasus dugaan makar yang menimpa aktivis yang juga senior HMI, Eggi Sudjana.
Sebelum membubarkan diri, massa HMI MPO melakukan salat gaib untuk korban KPPS yang meninggal pada pemilu serentak beberapa waktu lalu di depan Mapolda NTB.[]
Aksi ini dipimpin Koordinator Lapangan (Korlap) Rudi Hardiyanto atau akrab disapa Reno. Aksi ini dilakukan untuk menindaklanjuti insruksi Pengurus Besar (PB) HMI-MPO.
Massa dari HMI-MPO memulai aksi dengan kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Provinsi NTB. Dilanjutkan di kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) NTB, dan Mapolda NTB.
Salah satu yang menjadi tuntutan massa aksi adalah mendesak KPU RI untuk bertanggung jawab atas meninggalnya 646 petugas KPPS pada Pemilu 2019 lalu.
Kedua, menuntut KPU dan BAWASLU untuk berlaku profesional dan akuntabel dalam proses penghitungan suara.
Ketiga, meminta pihak kepolisian untuk tidak berlebihan dalam menindak kasus dugaan makar yang menimpa aktivis yang juga senior HMI, Eggi Sudjana.
Sebelum membubarkan diri, massa HMI MPO melakukan salat gaib untuk korban KPPS yang meninggal pada pemilu serentak beberapa waktu lalu di depan Mapolda NTB.[]
0 Komentar