Memahami Ulil Albab, Belajar Menjadi Ibrahim Dari HMI
Oleh Fahrirrahman
Mengawali tulisan ini saya ingin katakan bahwa saya bukanlah penulis yang baik, saya hanya ingin belajar bagaimana menulis untuk kebaikan. Pembaca mungkin bertanya, bagaimana mungkin menulis untuk kebaikan tapi menulis yang baik saja tidak tau? Bukan seperti itu juga maksud saya. Saya tau dan sadar bahwa saya tidak bisa menulis dengan baik dan benar, saya juga bukan orang baik, tapi saya tau satu hal, bahwa untuk membuat dunia ini lebih baik kita harus mencobanya.
Tulisan ini lahir dari proses perenungan dan pendalaman saya dalam memahami Khittah Perjuangan HMI serta diskursus mengenai sosok paripurna. Semoga pembaca dapat mengambil ibrah dan manfaat dari tulisan ini.
Apa dan Siapa Ulil Albab?
Allah telah menjelaskan dalam firman-Nya bahwa Ulil Albab itu memiliki dua karakteristik utama. Pertama dia berpikir (al-fikro) dan kedua dia berzikir (az-zikro).
إِنَّ فِى خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلٰفِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَءَايٰتٍ لِّأُولِى الْأَلْبٰبِ
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal," (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 190).
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيٰمًا وَقُعُودًا وَعَلٰى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بٰطِلًا سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
"(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 191).
Karna dua karakteristik ini ia senantiasa dipuji sebagai sosok manusia pilihan dan sosok paripurna dalam Al-Quran, tidak kurang 16 (enam belas) kali Allah menyebut sosok pilihan ini dalam firman-Nya.
Ulil Albab bukanlah termasuk bagian dari mereka yang mendapatkan azab, kenapa? Karna pada dasarnya Allah tidak lebih dahulu membahas manusia yang di azab sebelum dia menggambarkan sosok manusia paripurna (ulil albab). Allah selalu meletakkan kata wala ta'qilun, afala tatafakkarun, afala yatadabbarun yang mengikuti kata azab ini. Yang artinya mengapa kamu tidak pernah berpikir? Orang yang tidak pernah berpikir dan melampaui batas itulah mereka yang di azab. Karnanya Ulil Albab (manusia sempurna) selalu di sandingkan dengan manusia yang jahil (bodoh/tidak berakal) sebagai lawan dari Ulil Albab.
Proses Pengkaderan Ibrahim
Mungkin kita sering mendengar cerita perjalanan spiritual Ibrahim semasa kecil. Ibu saya selalu menceritakan kisah ini kepada saya sewaktu subuh dan magrib sembari menemaninya memasak didapur. Kisah Ibrahim yang menanyakan Tuhan pada orang tuanya, mengklaim matahari, bulan dan bintang sebagai Tuhan. Sampai akhirnya dia menghancurkan semua patung di kuil Namrud, kemudian menyisakan satu patung besar dan mengalungkan kapak di lehernya.
Kisah Ibrahim sangatlah unik, kecerdasan dan ilmunya sangat tinggi, sehingga layak jika dia dijuluki sebagai bapak para nabi dan rasul Allah SWT yang mulia. Kisah inilah yang menginspirasi saya untuk menulis tulisan yang sekarang anda baca. Sosok Ibrahim inilah bagi saya sebagai sosok teladan yang Alquran gambarkan sebagai sosok Ulil Albab. Kisahnya persis sama yang di gambarkan dalam Al-Maidah di atas. Sehingga tatkala dia melewati proses perjalanan spiritualnya dia kemudian diberi hikmah dan diangkat menjadi Nabi dan Rasul. Inilah pengkaderan Allah untuk Ibrahim a.s.
يُؤْتِى الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَآءُ ۚ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِىَ خَيْرًا كَثِيرًا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّآ أُولُوا الْأَلْبٰبِ
"Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat."(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 269).
Mencari Sosok Ibrahim di HMI
Menilik kembali tujuan HMI yakni "Terbinannya mahasiswa Islam menjadi sosok Ulil Albab dan turut bertanggung jawab atas terwujudnya tatanan masyarakat yang diridhai oleh Allah SWT". Cita dan tujuan yang sangat sempurna bagi manusia selaku khalifah Allah (khalifahtullah) di dunia (khalifah fil ard). Khittah Perjuangan HMI memuat pembentukan diri menjadi sosok Ulil Albab (sosok Ibrahim) dan pembentukan masyarakat menjadi Baldatun Tahaybatun Warobun Ghafur. Inilah arti dari berproses sesungguhnya dalam HMI. Jika di telaah lebih mendalam maksud dari Khittah Perjuangan maka kita akan sampai pada semangat pemuda yang memiliki keilmuan mempuni dan semangat berguna bagi ummat yang memiliki visi kenabian. BerHMI artinya membina manusia. Membina sama dengan mendidik, memproses manusia untuk memahami hakikat dirinya, tujuan dan tanggung jawab dirinya bagi ummat dan bangsa. Inilah yang disebut intelektual yang memiliki semangat kenabian.
Ibrahim tidak di kader di HMI tapi Tuhan mengkader Ibrahim layaknya di HMI. Ulil Albab sebagai konsep diri, Baldatun Thaibatun Warabun Ghafur sebagai konsep masyarakat, sudah cukup mewakili keterlibatan Ibrahim di HMI.
0 Komentar